30 September 2015

fiksimini #47

"Pak, kenapa kita nggak jualan lagi?"
"Libur dulu lah nak. tetangga kita butuh bantuan untuk menikahkan putrinya."
"Tapi nanti kita tak dapat rejeki pak?"
"Rejeki sudah ditentukan nak. Lagipula rejeki bukan cuma uang, senyuman diawal hari, sambutan ramah keluarga atau kesempatan menghabiskan waktu dengan kamu, itu sudah anugerah besar untuk bapak."
Rahim mengelus kepala anaknya. mereka menyimpan gerobak gorengannya, lalu berjalan bersama melintasi gang becek menuju rumah. Senyuman mereka, membuat senja terasa lebih cerah.

Hanya sekitar satu kilometer dari mereka, di sebuah rumah mewah, seorang anak menangis. babysitternya sibuk bermain gadget, sementara ibu dan bapaknya tidak dirumah. Gundukan mainan yang berserakan dikamarnya tak mampu menghibur hati anak itu. Dia kesepian.

No comments:

Post a Comment