30 September 2015

fiksimini #41

Pagi Jakarta.
Susah payah Indra mengejar bus kota besar yang berjalan lambat. Sambil menyelip diantara ketiak penumpang lain, Indra mengatur nafasnya yang terengah. Setiap pagi begini, bus tak nyaman terpaksa jadi andalan. Tak ada pilihan.

Tak berapa lama sang kondektur yang berkumis panjang menghampirinya. Saat si kumis itu sedang menagih penumpang didepannya, iseng Indra bertanya.
"Bang, BBM naik makin susah dong bus kota ya?"
"Pastilah bang," si kumis tersenyum sekilas sambil menagih ongkos ke penumpang lain. "kita tak tegalah sebenarnya... barang barang bakal naik semua. yang Rugi pastilah rakyat keciil.."
"Rakyat kecil macam siapa, bang?"
"Ya macam kitalah.. yang masih naik bus bersesak sesak."
"Haha.. bisa aja kau, bang."
"Tetap rakyat kecil inilah yang tersiksa, bang... tak tega aku.."

Saat si Kumis menagihnya, Indra menyodorkan selembar sepuluh ribuan. hanya beberapa detik, si kumis menyodorkan kembalian.
"Loh bang, kurang seribu ini?" Indra memandangi uang kembalian di tangannya.
"Cukup lah.."
"Memangnya sudah naik seribu ongkosnya?"
"Maklum lah bang... BBM naik, tarif bus pun naik laah" senyum si Kumis sambil mendesak ke arah pintu.
Indra mengantongi uang itu sambil menggerutu.. "katanya nggak tega.. tetep aja ..."

Siang di Jakarta.
disebuah warung pinggir jalan, beberapa kondektur bus beristirahat. Si kumis melompat dari bus nya yang diambil alih oleh supir tembak dan mendekati kelompok itu.
"broow, gembira sekali kau nampaknya.."
"Biasa bro, kalau BBM habis naik, untung jadi berlipat.." si kumis duduk di trotoar sambil mengacungkan satu jari pada penjual teh botol di warung. Si penjual pun paham, sebotol teh segera tiba.
"lu naikin berapa, tet?"
"Seribu aja lah.. itu aja sudah untung besar.. hahaha"
"Tak ada yang protes, lay?"
"Macam mana.. mereka maklum lah... BBM kan naik.."
Si kumis pun membuka bungkusan uang di kantongnya.
"Ayo, mana itu gaple? mainlah kita.."
"wah... banyak duit buat dibuang sepertinya hahaha "
"marilah, lay."

Hampir setengah jam mereka bermain, sampai bus si kumis kembali. Segera saja ia bangkit dan menyodorkan uang kepada penjaga warung.
"Ini buat 3 teh botol tadi.."
Saat si kumis mulai berlari, penjaga warung itu berteriak.
"Bang, kurang ini!"
"kurang?" si kumis tampak kaget dan berbalik. "Memangnya berapa itu teh sebotol?"
"4 ribu, bang."
"ah.. cam mana? kemarin masih 3 ribu?"
"Maklum lah bang, bensin sudah naik hari ini.." sang penjaga warung pun tersenyum. Si kumis cemberut dan merogoh kantongnya. Sambil membanting tiga lembar seribuan ke tangan si penjaga warung, ia pun menggerutu.

"Semua gara gara Zokowi.. bensin naik, teh naik... macam mana ini. Makin susahlah orang kecil macam aku..."

No comments:

Post a Comment