30 September 2015

fiksimini #38

Malam semakin larut. Ranti memperhatikan taksi yang lewat. Ia menunggu satu merk taksi. Kebanyakan taksi yg ditunggunya membawa penumpang, sementara yang kosong hanya taksi yang merknya tidak jelas.
Setelah Rina sahabatnya dirampok di taksi, ada beberapa merk taksi yang dihindari Ranti. Ia takut menjadi korban juga.

Biasanya Ranti tak perlu menunggu taksi seperti ini. Rano, kekasihnya, selalu siap menjemput dengan motor maticnya. tapi hari ini Rano bilang si matic sedang rusak, jadi ia terpaksa mencari angkutan umum.

Sudah dua jam ia menunggu, tapi tak juga ada taksi kosong. Walaupun tempat kerjanya di pusat kota, nyaris tak ada alternatif kendaraan umum selain taksi. Untuk naik bus ia harus berjalan agak jauh, melintasi daerah yang tidak aman bagi wanita. Ranti tak berani. 
Ia pun memilih berpindah menunggu di depan sebuah mini market. Tempat itu lebih terang, Ranti merasa lebih aman.

Di TV dalam mini market itu, sang pemimpin kota muncul dalam siaran berita. Suara TV yang dikeraskan membuat Ranti mendengar kata-katanya. Dengan gagah, sang pemimpin berkata akan membuat peraturan yang akan melarang semua motor masuk jalan protokol. Mencegah kemacetan dan kecelakaan katanya. Semua sebaiknya naik angkutan umum saja, katanya. Tak perlu ojek atau motor pribadi, pakai Bus dan Angkutan kota saja katanya. 
Ranti meringis, membayangkan kalau setiap hari ia harus menunggu angkutan umum seperti ini. Apa jadinya kalau tiap malam Rano tak bisa menjemputnya. Tak terasa bulu kuduknya berdiri, apalagi melihat ada dua pria berjalan menuju mini market tempatnya menunggu. 

-----
Pagi hari tiba. Dalam berita pagi dikabarkan, seorang wanita tewas ditusuk perampok di dekat halte bus. Tersangkanya yang diduga tukang ojek, telah berhasil ditangkap tak jauh dari lokasi.
Ranti, yang mendengar berita itu dari TV sambil memulas bedak di wajahnya, segera mengucap syukur.
Bersyukur karena dia memilih menginap di kantor malam tadi.

Sayang, Ranti tak sempat melihat wajah tersangka yang tengah digiring ke tahanan. Kalau saja melihat, ia akan mengenalinya sebagai Rano.

No comments:

Post a Comment