30 September 2015

fiksikota #27


Saat hujan datang agak lebat, Kotanya banjir lagi. Minah pun marah marah, gubernur yang baru itu harus bertanggungjawab pada banjir mendadak yang merendam rumahnya.
"Dasar gubernur tidak becus, katanya dulu mau ngurusin banjir. Katanya banjir bakal hilang. Buktinya mana.. dasar cuma janji janji palsu... gubernur tolol.." Minah memaki dengan suara keras, sambil membuang sampah ke sungai, seperti yang dilakukannya setiap hari...
Ratusan kilometer dari sungai itu, Toni mengetatkan masker di wajahnya. Asap tebal rasanya semakin mencekik di kotanya.
"Apa kerja pemerintah? masak tak ada apapun yang dilakukan? hanya bagi bagi masker sambil marah saja... dasar tidak berguna... koruptor semua!" geramnya sambil menebas dan menebangi pohon.
"Bagaimana aku bisa kerjo kalau macam begini udara?" keluh Toni sambil melanjutkan menebangi pohon dan membakar lahan di depannya. Sambil memandangi api yang semakin membesar, ia berpikir, Kelak kalau sudah padam, lahan gambut ini akan jadi ladang yang baik.. atau mungkin kebun sawit.
Seorang teman saya pernah berkata : "Menyalahkan orang lain selalu lebih mudah dari memperbaiki diri...."
Dia mengatakannya saat kami sedang asyik main kartu di stasiun, dan saya baru sadar telah melewatkan sebuah Ujian Semester.

No comments:

Post a Comment