05 September 2014

fiksikota #7



Jakarta beranjak malam. Cahaya lampu mulai memendarkan kisah kisah yang berbeda.

Rahman, seorang tukang becak, menghitung uang dipojokan jalan. Berharap cukup untuk membeli obat anaknya yang sakit dan masih tersisa untuk makan esok pagi. 

Ratih, seorang kasir, menghitung ratusan ribuan uang yang bukan miliknya. pikirannya melayang pada sang buah hati yang masih bayi. terlalu lama ia meninggalkannya.

Kufur, seorang pejabat, menghitung uang direkeningnya. harusnya ada pembayaran 3 milyar dari sebuah perusahaan asing untuk perpanjangan ijin usaha tambang. -sialan- pikirnya -kurang dua belas juta, broker itu terlalu banyak mengambil fee-

Lolita, seorang pelacur, menghitung uang didalam taksi. uang yang diambilnya dari dompet pelanggan yang terlelap kelelahan. -Mudah mudahan cukup untuk biaya sekolah- pikirnya.

Andi, seorang penjual koran cilik, menghitung uang receh di bawah cahaya lampu jalanan. ia sedang menabung untuk membeli sebuah sepatu futsal baru.

Malam menerjang, kota terus berdenyut. jutaan kisah mengaliri nadinya.

#fiksikota #microstory

No comments:

Post a Comment