05 September 2014

fiksikota #24

Baru saja sampai di kamar kost nya, Aji langsung diganggu pertanyaan ibu Fathia, induk semangnya.

"nak Aji, maaf iBu mengganggu ya? tapi ibu benar benar pengin tahu.. benarkah mentri J.T. itu kawin lagi? Istrinya artis muda itu ya?... padahal dia belum 20 tahun kan.."
Aji tersenyum. Sambil meletakkan kamera dan laptopnya di meja ia menjawab.
"saya belum tahu, bu.."
"tapi nak Aji kan wartawan... pasti tahu.."
"nanti saya coba tanyakan ya, bu"
"apa belum boleh rilis ya? saya pengin tahu nih.. biar arisan nanti nggak ketinggalan info.."
"nanti saya tanyakan bu.." Dengan sopan Aji menjawab. kemudian ia mengambil handuk dan bergerak ke kamar mandi. Induk semangnya melihat gelagat, ia pun segera keluar pintu sambil menyampaikan pesan sponsor terakhirnya..
"tapi jangan lupa ditanyakan yaaa... ibu berangkat sebelum jam 8 yaaa"

Aji kembali duduk, ia tak jadi ke kamar mandi. ia tadi memang hanya berniat mengusir induk semangnya itu.
Saat ia membuka botol minum bekalnya tadi, HP nya berkedip. Ada pesan masuk. Takut itu pesan penting, Aji segera membukanya. Dari Ambar, teman kuliahnya.
- bro, gua dapet broadcast ini, apa benar ya?-
dibawahnya ada sebuah pesan broadcast tentang ditemukannya satu keluarga yang terkena virus ebola di Indonesia. katanya mereka tertular dari kera yang mereka beli di pasar. saat ini keluarga itu dikarantina di rumah sakit pemerintah dan sudah menulari seorang dokter dan seorang perawat.
- bener nggak bro? serem bgt kalo bener-
Aji membalas text itu dengan sebal.
- nggak tau, bar -
- elo kan wartawan, masak nggak bisa cek-
- gua duga sih hoax. bohongan-
- kok bisa duga gitu? padahal belom ngecheck -

Aji menarik nafas menyabarkan diri. dicobanya membalas dengan sebijak mungkin.
- kalau ada keterangan lokasi nya bakal gua cek, bar. Kan ini berita besar dan serius... gua duga hoax karena di tulisan itu gak ada tempat, waktu, penulisnya siapa, sumbernya darimana.. nggak ada data yg bisa ditelusuri sama sekali. kalau orang capek capek nulis buat memberi informasi, paling nggak ditulis dong lokasi daerahnya.. -
- oh gitu ya.. tapi meyakinkan banget ya. gue pengin konfirmasi makanya tanya sama elo...-
- emang siapa yg forward?-
- Temen arisan, di grup arisan-
- tanya dia dong sumbernya dari mana.-
- Dia juga cuma forward. gua tanya elo aja... kan elo wartawan, pasti tau..-
Aji menarik nafas dan menutup handphone nya. Ia malas membalas lagi. Mendadak diambilnya lagi handphone yang tergeletak. dibukanya sosial media, lalu mengupdate statusnya.

//Jurnalis itu bukan Tuhan yg tahu segala. mereka bahkan tidak selalu cerdas//
//Jurnalis yang mengaku tahu segala juga bukan Tuhan, mereka cuma orang bodoh yg sok tahu//
//Kalau dapat berita yg belum tentu benar jangan disebarkan. Konfirmasi dulu dan check ulang, bahkan kalau kamu jurnalis//

Setelah menulis bertubi tubi status di sosial medianya, Aji merasa sedikit lega. Capek juga selalu ditanyai hal hal nggak jelas. Dia berdiri dan menuju ke belakang. Baru menyibak tirai penutup, pintu kost nya kembali terbuka. Induk semangnya berdiri disana, dengan mata terbuka lebar, alis terangkat dan senyum terlebar yang pernah dilihatnya.
"bagaimana nak Aji? benarkah si mentri menikahi artis dangdut itu?.."

Aji menarik nafas panjaaang sekali. diliriknya id card yang tergeletak disebelah telepon selularnya. Jelas tertulis disana: Aji Suharno - Wartawan Olahraga -.

‪#‎mikrostory‬ ‪#‎fiksikota‬ ‪#‎kisahkerjaan‬

No comments:

Post a Comment