di koran pagi ada berita tentang seorang anak yang
jadi korban kelompok paedofil di sekolahnya.
Negeri berteriak. Orang tua mengutuk. Pejabat pun ikut angkat suara. Polisi tergesa menangkap para tersangka.
Di koran pagi muncul lagi cerita, sekolah sang korban diduga sarang paedofil. masih ada pelaku lain disana.
Negeri kembali bergejolak. DPR dan presiden mendesak. Polisi pun tambah jumlah tersangka. lagi lagi hanya pesuruh disekolah itu.
Beberapa hari berlalu, di koran pagi tertulis, seorang dari tersangka tewas di tahanan polisi. Ternyata seorang cleaning service. Negeri bersorak. setimpal, kata mereka. Polisi dapat pujian. Sekolah untung tak lagi diperhatikan. Sang korban tak dapat apa apa.
Siang berikut di sekolah yang sama. Seorang pria berpakaian guru menuntun siswa cilik menuju kamar mandi. Matanya liar dan buas.
Negeri berteriak. Orang tua mengutuk. Pejabat pun ikut angkat suara. Polisi tergesa menangkap para tersangka.
Di koran pagi muncul lagi cerita, sekolah sang korban diduga sarang paedofil. masih ada pelaku lain disana.
Negeri kembali bergejolak. DPR dan presiden mendesak. Polisi pun tambah jumlah tersangka. lagi lagi hanya pesuruh disekolah itu.
Beberapa hari berlalu, di koran pagi tertulis, seorang dari tersangka tewas di tahanan polisi. Ternyata seorang cleaning service. Negeri bersorak. setimpal, kata mereka. Polisi dapat pujian. Sekolah untung tak lagi diperhatikan. Sang korban tak dapat apa apa.
Siang berikut di sekolah yang sama. Seorang pria berpakaian guru menuntun siswa cilik menuju kamar mandi. Matanya liar dan buas.
Katanya, "hai, nak, apakah kamu mau masuk koran pagi?..."
#fiksikota #microstory
#fiksikota #microstory
No comments:
Post a Comment