01 January 2011

Tahun ini berbeda

Pagi ini tahun baru.
Tahun 2011.

Tahun baru kali ini berbeda dengan tahun lalu.
Awal tahun lalu, saya menangis karena merasa semakin jauh dari Tuhan. Saya bangun malam dan bergadang sendirian, memanjatkan doa pada Tuhan dan memohon ampun. Menangis dengan penuh penyesalan atas setahun penuh yang saya lakukan sebelumnya. Banyak sekali resolusi yang saya buat malam itu, mulai dari puasa senin kamis, menulis buku, sampai mulai membuat bisnis di luar kantor sebagai persiapan saat saya berhenti nanti.

Awal tahun ini saya habiskan bersama keluarga. Di hari terakhir tahun 2010 saya mengajak anak-anak berwisata. Seharian kami jalan-jalan dan berenang. Malamnya saya bersama istri menutup tahun bersama, menonton acara di televisi sambil berbincang. Dua anak kami sudah tidur di sisi kami.
Saya tidak merasa melupakan Tuhan di akhir tahun ini. Saya hanya merasa tahun baru kali ini berbeda. Rasanya sedikit saja penyesalan yang ada.

Saya tidak bilang tidak ada penyesalan, dan juga bukan berarti semua resolusi saya selesai. Bahkan sebaliknya, resolusi saya berantakan. Tidak ada yang dikerjakan sempurna.
Puasa senin kamis tetap tak teratur, menulis buku tak juga selesai, dan membuat bisnis diluar kantor terbengkalai setengah setengah. Tapi tahun kemarin bukan kegagalan buat saya. Banyak pencapaian yang saya dapat, pencapaian yang tak terduga di awal tahun lalu.

Saya semakin jarang bertugas lapangan. Memang berpengaruh besar pada income bulanan, apalagi saya belum berhasil membuat bisnis diluar kerja kantoran. Tapi ada hikmahnya, semakin sering saya berada di rumah. Mungkin tidak dirasakan oleh orang rumah, tapi buat saya itu adalah kesempatan untuk lebih mendekat pada keluarga.
Saya selalu ingin menyampaikan pengetahuan saya yang sedikit secara cuma-cuma pada mereka yang membutuhkan. Akhir tahun lalu,dengan bantuan teman-teman, kami berhasil membuat kursus gratisan bagi teman-teman yang membutuhkan. Sekedar percontohan, tapi mudah-mudahan bisa dikembangkan lagi.
Saya juga punya arah lebih jelas dimasa depan. Akhirnya setelah bertahun tahun saya punya jawaban, kalau ada orang yang bertanya pada saya;ingin jadi apa kamu 5 tahun kedepan.
Sekarang saya punya mimpi yang bisa dikejar. Mimpi yang di awal tahun lalu tak terpikirkan.


Jadi tahun ini memang sedikit berbeda. Saya tidak membuat lagi resolusi baru di awal tahun. Saya akan menjalani hidup di tahun depan dengan lebih santai dan tanpa beban. Target saya hanya menyelesaikan pekerjaan saya yang tertunda dan mengambil semua kesempatan yang ada.
Toh, kalau saya membuat resolusi, rasanya percuma juga. Pasti mirip-mirip dengan tahun lalu, karena saya tidak terlalu banyak berubah dari tahun lalu.

Memang ada yang menggoda, seperti berjalan-jalan keluar negeri bersama keluarga, Tawaran melongok Anfield di Liverpool bersama teman-teman, atau bekerja di sebuah tempat, yang walau bertentangan dengan nurani tapi incomenya jelas searah setujuan dengan penebalan dompet. Kalau dulu, godaan seperti ini bisa merusak konsentrasi saya, tapi sekarang rasanya tidak lagi.
Sekarang tak perlu ada penyesalan kalau saya tidak bisa melakukan apa yang dilakukan orang-orang lain.

Saya memang bukan mereka.
Tak apa kalau tahun ini saya berbeda dari mereka...


Didit,
1 Januari 2011















Ayo sumbangkan pengetahuan kita pada anak-anak yang kurang beruntung.
Didik generasi muda kita jadi generasi yang tangguh.
Sedekahkan harta kita, dan Ilmu adalah harta yang sangat berharga untuk masa depan.

2 comments:

  1. Saya akan banyak belajar dengan kedalaman berpikir dan kedewasaan Mas Didit nih :) *aku link blog sampeyan ya. Thanks :D

    ReplyDelete