SAYA BUTUH WAKTU
sekali lagi saya membaca tulisan orang yang membuat saya kagum. dia bisa berbicara dari pergerakan mahasiswa sampai sastra. bisa membahas soal beladiri sampai musik klasik. Bisa berdebat faseh dalam bahasa inggris atau bahasa tertulis. data-data yang disampaikan, bahkan untuk mencarinya pun saya tak tahu lokasinya. Link yang ditunjukkan membuat saya merasa kuper dan terpencil.
bertahun tahun saya mencoba mencapai visi menjadi orang yang lebih baik; versi saya.Tapi setiap kali saya mendekati visi itu, mendadak definisi orang yang lebih baik itu bergeser lagi. kalau dulu punya role model yang mantap di satu bidang, hari ini ketemu yang pantas jadi idola di bidang yang lain. semakin berusaha menyamai mereka, semakin merasa gak mungkin. saya ternyata kemampuannya cuma sebegitu saja, padahal dulu saya sombong, merasa punya kemampuan paling tidak diatas rata rata orang seusia saya. sekarang saya bahkan merasa kalah dari orang yang jauh lebih muda dari saya. tak cuma sekali dua kali, tapi sering kali saya merasa ketinggalan dan bodoh.
memang, saya tetap berusaha mengejar ketertinggalan itu, tapi sepertinya langkah saya semakin kecil diikat umur. ya, memang saya merasa tua dan merasa belum menghasilkan apa-apa.
kapan ya saya bisa berhenti merasa saya lebih dari orang lain. padahal banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa saya cuma orang biasa. banyak sekali kekurangan. kekurangan pengalaman, kekurangan pertimbangan, kekurangan pengetahuan. Entah kapan saya bisa menjadi orang yang cukup baik. Saat ini saya tidak tahu, tapi mungkin saya bisa menggantungkan harapan pada sang waktu.
Mungkin bergulirnya waktu akan membuat saya menjadi orang yang lebih baik, atau paling tidak membuat saya bisa menerima keadaan saya. Seperti kata salah satu mentor saya; we do need time to get wiser.
ahh Kehidupan cerah, dinamis memang memabukkan, tapi tekanannya membuatku merindukan keabadian sejati, kemapanan yang utama,... kematian.
No comments:
Post a Comment