01 August 2006

Ibu .. Ayah ... Maafkan saya

IBU...AYAH...

hari ini saya membaca tulisan seorang teman tentang kasih seorang ibu. dan saya menangis sedih, padahal sedang di kantor. sedang di depan komputer umat. saya tidak tahu apakah ada yang melihat saya menangis, tapi mau bagaimana lagi, saya benar-benar sedih kalau diingatkan tentang kasih orang tua.

Saya merasa telah diberikan segalanya oleh orang tua saya. kasih sayang, kesempatan berkembang, pendidikan yang baik, contoh yang baik, ketenangan hidup bebas dari ketakutan, makanan cukup, kesempatan bermimpi dan masih banyak lagi yang tidak bisa dirinci. Saya jadi sedih, karena belum sempat saya membalas apapun, mereka sudah meninggalkan saya. ibu saya meninggal saat saya berumur 4 tahun, dan ayah saya meninggalkan saat saya SMA kelas 1. Beliau meninggal dihadapan saya, hanya 2 hari setelah ulang tahun saya ke 15. Saat itu saya hanya bisa menangis sebentar, sangat sebentar, tapi ingatan tentang ayah dan ibu saya terus bertahan dihati saya.

saya merasa tak bisa memberikan apa-apa pada mereka.. Mungkin hanya doa yang bisa saya sampaikan sekarang. Rasanya kok saya benar-benar kehilangan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang benar.

Setiap saya melngingat ibu saya, yang terbayang adalah wanita ramping berkacamata, dengan senyuman cerah dan sentuhan lembut. Kenangan tentang ayah lebih banyak, dahinya yang terus berkerut, tawanya yang khas, kacamatanya yang terus melorot di hidung setiap kali ayah mengajariku catur, brigde, gaple, karambol atau mainan apapun yang dibelikannya. Satu kesan yang sama setiap aku mengingat mereka adalah kehangatan dan kasih sayang...

Ayah.. Ibu... maaf belum sempat membahagiakanmu, belum bisa membuatmu bangga, tidak bisa memelukmu lagi...

air mata masih terus meleleh dari mata saya saat saya menulis ini, rasanya benar-benar kehilangan. Ternyata setelah ditinggalkan orang tua saya lebih dari 15 tahun, saya masih merindukan mereka.

No comments:

Post a Comment