18 July 2004

TOLONG, JANGAN PUJI SAYA !

katanya segala hal yang memabukkan dan menghilangkan ingatan itu haram. karena itu saya sedang mencoba mengharamkan pujian untuk saya. pujian buat saya punya efek yang sama dengan miras dan narkoba, yang dirangkum dengan sangat baik sebagai memabukkan dan menghilangkan ingatan. setiap dipuji saya sering terlena dan kehilangan kendali diri. saya bangga berlebihan dan lupa introspeki diri. saya jumawa berlebihan dan lupa bersyukur. saya jadi menganggap tinggi diri dan lupa memperbaiki kelemahan. saya bahkan terkadang begitu mabuk sehingga menyukai hal-hal yang sebtulnya buruk bagi saya.

saya sedang mencoba mengharamkan pujian untukku.

saya juga sedang memasyarakatkan pada teman-teman saya, my significant others, dan rekan-rekan saya yang kurang akrab untuk tidak memuji saya. beri saya masukkan, beri saya info dan data, beri saya kritik. tapi jangan puji saya.

tapi ternyata pujian punya efek buruk persis seperti narkoba. saya rasa saya kecanduan pujian. terkadang saya mencari-cari jalan untuk dipuji, mungkin sekarang juga sedang mencari. berbuat sesuatu yang lebih, bertingkah unik dan aneh, menulis kata-kata kosong, atau malah meniru tingkah alim ulama, semua atas dasar keinginan..kebutuhan untuk pujian. terkadang seperti juga orang tengah sakau, tindakan mencari pujian jadi berlebihan padahal segala hal yang berlebihan tidak baik 'kan? tapi kalau terlalu lama tidak mendapat pujian, efeknya juga seperti sakau; kepercayaan diri menurun, motivasi hidup dan bekerja berkurang, bahkan yang paling parah sang korban candu pujian akan stress.
lucu, kalau saya perhatikan memang ada beberapa orang yang kerjanya, tujuannya, motivasinya, hidup dan matinya, driven by praise and compliment. padahal dalam do'a yang sering diucapkan di rakaat awal shalat, seharusnya Tuhanlah yang menjadi obsesi kita.

maka bantu saya memasyarakatkan kritik.

berbeda dengan pujian, kritik laksana obat. pahit tapi menyehatkan, asal sesuai dosis yang tepat. terlalu banyak obat bisa-bisa malah menjadi racun; atau menimbulkan efek kecanduan serupa narkotika.
kritik yang tepat dan proporsional laksana obat yang akan menyembuhkan hati. makanya disebut kritik yang sehat...
kritik dari siapapun - dari teman, orang tua, kekasih, anak, musuh - selalu berujung satu hal. introspeksi diri, berpikir apa yang salah dengan diri kita, mencari pemecahan terbaik untuk memanipulasi kekurangan kita, kalau bisa menjadi kelebihan dan kalau tak bisa dihilangkan atau disembunyikan. memang sebelum itu ada yang namanya efek samping, seperti juga obat. biasanya berbentuk rasa tersinggung, kemarahan, merasa terhina, menurun percaya diri, atau malah merasa demikian bahagia karena diperhatikan sang pujaan. efek samping itu tentunya tergantung kondisi kita; maksudnya sikap mental dan pembawaan kita. yang sombong bisa jadi tersinggung, yang jatuh cinta bisa sangat bahagia.
kritik mungkin tidak mengilangkan keburukan kita, tapi kalau mengetahui musuh adalah separuh kemenangan, kritik mungkin tangga terdekat menuju kesempurnaan.

jadi tolong bantu saya mengkritik diri saya sendiri.

No comments:

Post a Comment