29 June 2004

MAAF

hitamnya bulir mata yang bagaikan jelaga

serbuk serbuknya menembusi batin yang meretas

tercemar gelapnya jelaga yang basah oleh airmata



kata maaf yang aku sampaikan sebatas suara

penyesalan yang sesungguhnya bagai bibit-bibit beban dihatiku

yang tumbuh, berkecambah,

mengulur batang-batang kesedihan keluar dari selongsongnya

bersama-sama tanganku mengulurkan daun-daun permohonan

menjangkau maafmu



maaf, mungkin merahnya maaf bisa mencederaiku

mencemari saling pengertian yang kita bangun dengan susah payah

batu demi batu, tumpuk demi tumpuk, disusun setinggi hati

untuk melindungi kesadaran kita dari ketersinggungan

yang menyakiti inti hati



maaf, mungkin merahnya membasuh sesalku

mengeringkan luka-luka yang terkoyak dihatimu

dan menyatukan kembali pembuluh-pembuluh cinta

yang telah sempat terkoyak



hitam matamu sehitam rambutmu

tapi telaga didalamnya tetap jernih

dan tak henti mengerti aku

terimakasih untukmu, padamu dan bagimu

Alhamdulillah....

No comments:

Post a Comment