SYUKUR
pagi yang sejuk menyapaku. matahari yang malu-malu mulai tersembul di ufuk timur memberikan cahayanya dengan lembut. aku baru saja terbangun dari mengingat Mu. sudah sangat jarang aku bisa menikmati kebersamaan dengan Mu. biasanya aku terpuruk dengan tugas-tugasku, atau paling tidak terikat pada rapat-rapat dengan jadwal ketat. nyaris lupa aku nikmatnya berbincang-bincang dengan Mu, atau sekedar saling tersenyum dalam keheningan.
pagi yang sejuk membagikan embun halus dimukaku. basah dan segar. serasa enggan aku bangkit dari ketentraman ini. aku tahu, sekali melangkah melalui pintu ruangan ini kebisingan akan menyelimutiku, membuatku tuli pada panggilan Mu. Keresahan akan mulai membalut hatiku, membuat beban hidup seolah lebih besar daripada pemberian Mu.
Tapi pagi sudah tiba. sinar matahari yang sudah mulai menghangat mengingatkanku pada kewajiban yang harus dijalankan. Aku tahu harus segera mandi dan berangkat. sekali lagi kusempatkan menghirup udara dan meregangkan diri. nikmat sekali. kenikmatan kecil yang seringkali terasakan ini nyaris selalu terlupakan dalam kehidupan sehari-hari. sering lupa aku bersyukur, saat diberi kesempatan menyelonjorkan kaki dan bersantai sejenak. atau saat mandi dibawah guyuran air segar yang menghilangkan debu-debu kepenatan tubuhku. kukenakan pakaian dan sejenak berhenti untuk mensyukuri segala anugerah yang diberikan padaku. baju ini, sepatu, celana panjang, berapa juta orang yang tak mampu memakai pakaian layak seperti ini. belum lagi kepuasan bekerja yang memberikan arti pada diri ini. belum lagi dengan perasaan aman yang dihasilkannya. belum lagi kesadaran dan kesempatan bersyukur ini.
disisiku salah satu kebahagiaan terbesar yang dianugerahkan padaku meringkuk dipelukan istriku.tubuhnya yang meungil bergerak-gerak. mungkin bermimpi. mimpi indah sepertinya karena terkadang terdengar tawanya terkekeh dalam tidur. dan disisinya pendampingku terlelap. dia yang selalu membuatku teringat untuk bersyukur tersenyum padaku. tangannya membelai kepala mahluk mungil dipelukannya.
sebuah kecupan darinya akan mengantarkan keberangkatanku, cukup untuk mengusir ketakutan ku pada tugasku. keheningan masih terdengar di batinku, tapi riuhnya rasa syukur menyesakkan dadaku. binar di mata istriku menghidupkan lagi semangatku. sebuah senyumannya, bagi hati ini bernilai lebih dari jutaan rupiah. tapi jarang sekali aku teringat untuk bersyukur atas seulas senyum. semenit pertemuan, atau hanya percakapan basa-basi di telepon. jutaan kebahagiaan kecil disampaikan melalui keberadaannya.
tapi aku jarang sekali bersyukur. bahkan kata terima kasih sungkan lewat dari bibirku. kini, di gatra pagi aku disadarkan bahwa kasih Mu melingkupiku. Entah bagaimana aku harus bersyukur atas segala pemberian ini. Takkan pernah cukup rasa syukur kusampaikan. bahkan keinginan untuk bersyukur itu sendiri harus disyukuri. maka jika setiap jam, setiap menit, dan setiap detik aku menyampaikan syukurku, aku masih harus bersyukur atas kesempatan itu.
YA RAHMAN YA RAHIIM, maafkan bila aku malu bersyukur, sebab pujianku tak akan cukup melukiskan rasa kasih Mu pada ku. Belum lagi kebesaran Mu .....
Alhamdulillah.
".. dan nikmat tuhan yang manakah yang engkau dustakan...?"
No comments:
Post a Comment