jam 17.55 wib. Waktunya saya pulang dari pontianak menuju jakarta naik pesawat udara dari maskapai penerbangan nasional Indonesia. Udara masih buruk sekali, jarak pandang tidak sampai 100 meter. Hujan deras sekali, padahal selama 6 hari di Pontianak hujan hanya turun rintik-rintik. Sepertinya alam memberikan hadiah perpisahan buat saya dan teman-teman.
Hujan lebat pertama dalam sebulan terakhir, sebuah hadiah bagi tanah dan tanaman.
Sebuah berkah bagi petani dan pencari ikan.
Sayangnya hujan yang sama justru membuat hati sebagian penumpang, termasuk saya, menjadi kecut.
Hampir semua orang pernah mendengar kecelakaan pesawat yang terbang saat badai. Semua mulai diam dan berhenti bercakap-cakap saat pesawat bergerak menuju landasan pacu.
Pesawat tetap tinggal landas menembus hujan yang sangat rapat itu. Awal penerbangan yang buruk dan berguncang-guncang. Suara mesin yang menderu keras, memaksakan diri mendorong pesawat berbobot ratusan ton itu, berbaur dengan derap keras hujan menghantam dinding luar kabin. Suara itu terdengar sampai ke dalam. pesawat beberapa kali kehilangan terjerembab menghantam kantong-kantong udara bertekanan.
Ibnu syakdan, teman saya sudah berkali-kali bilang, supaya kita jangan naik pesawat sore di musim seperti ini. Cuaca seringkali memburuk dengan cepat, tapi lagi-lagi pesawat sore lah yang kami pilih.
tiba-tiba saja saya merasa nyaman. Suasana religius yang menenangkan mendadak muncul di dalam pesawat udara itu. Nyaris semua orang tenggelam dalam renungan. Beberapa saya lihat menggumamkan doa. Ya, saya yakin itu doa, karena suasana rasanya menjadi sejuk dan nyaman seperti setiap kali saya berdoa bersama di masjid menjelang akhir Ramadhan...
Saya merasa dekat dengan sesuatu yang saya rindukan selama ini, sayangnya saya tak tahu apa itu...
Guncangan dan suara suara keras itu mendadak memudar saat pesawat kami menembus batas awan dan terbang diatas hujan. Suasana mendadak hening, sebelum dpecahkan kembali oleh celoteh para penumpang. rona merah pun kembali ke wajah kami.
Pesawat terbang diatas awan. Saya terkagum-kagum melihat lapisan-lapisan awan bergerak jauh di bawah kami. bahkan diatas awan, masih ada awan lainnya. Sungguh luar biasa pencipta dunia ini...
Saat kami terbang di atas lautan, kegelapan menyelimuti kami. satu-satunya cahaya di luar adalah dari ujung sayap pesawat yang berkelip-kelip. Saya ingat waktu saya berada berada di tengah laut saat malam tiba. Kegelapan total dan keheningan yang menekan. saya merasa kecil sekali ditengah lautan luas. Kecil, tak berdaya dan merindukan sesuatu...
Saat saya berada jauh di atas lautan, perasaan itu terulang lagi. Saya merasa terbungkus kesepian bahkan saat duduk disebelah kawan-kawan saya. dan saya merindukan sesuatu... sangat-sangat merindukannya, tapi saya tak bisa menentukan apa yang saya rindukan.
Dan seperti muncul begitu saja, dibawah pesawat kami tiba-tiba muncul sebuah permadani cahaya. Lampu-lampu diam dan bergerak saling menjalin seperti benang benang pada sebuah permadani.itu Jakarta, tujuan saya.
Tiba-tiba saja saya merasa lega. Saya hampir sampai. Hampir berjumpa lagi dengan istri dan anak-anak saya. kesepian seperti mencair perlahan, seiring turunnya pesawat kami ke landasan.
Saya turun dengan senang dan yakin. tinggal beberapa jam sebelum bertemu dengan orang-orang kesayangan saya. sepertinya perjalanan saya telah selesai..
Perasaan itu bertahan sampai saat saya menunggu tas-tas kami dikeluarkan dari perut pesawat. Saat mengambil trolley, tiba-tiba muncul sebuah kesangsian dalam hati saya. Dengan cepat kesangsian itu berubah menjadi sebuah perasaan yang tidak bisa dideskripsikan .... Saya jelas merasa ada sesuatu yang kurang. Sesuatu yang lama saya rindukan tapi tak pernah bisa saya pastikan.
Saya merasa hidup saya sudah nyaris sempurna, dengan keluarga dan pencarian saya....
tapi ternyata saya juga merasa masih ada yang harus dilakukan. Tugas yang belum saya selesaikan.
entah apa itu...
Bahkan saat pesawat yang saya tumpangi mendarat, sebagian dari diri saya masih melayang-layang di atas sana. Menanti bagian lain dari diri ini menyadari tugas yang seharusnya diselesaikannya...
No comments:
Post a Comment