30 November 2005

SUDIKAH KAMU, JELITA?

Dan disela sela puasa senyuman yang menyiksa
Aku biarkan diriku sejenak menikmati keteduhan pandanganmu
Menentramkan hati dan jiwa
Membenamkanku ke dalam kenangan manis yang memabukkan

Tapi hanya sekejap
Setelah itu sisa hariku akan kuhabiskan dalam penyesalan
Karena telah membuang buang zikirku yang khusuk
Untuk ditukar dengan memori akan pesonamu

Wahai, jelita
Sudikah kau tak berlalu dihadapanku?
Walau ku coba pejamkan mata dan tutup telinga
Godaan aroma tubuhmu membiusku
Dan saat itu Di sela sela puasaku pada dunia
Terpaksa kurelakan diriku menikmati teduh pandanganmu

Yang menenggelamkanku
Dalam…
Dalam..
Tenang..
Hening..
Sunyi..

Pulang aku ke kesunyian yang tak pernah kuperoleh
Bahkan dalam kontemplasiku yang paling dalam
wahai jelita, buat aku lupa pada kebutuhanku
dan lenakan aku dalam dahaga keinginan...

No comments:

Post a Comment