12 July 2005

SURAT BUAT JUSUF KALA

beberapa hari ini ada gerakan hemat energi yang mulai bangkit. Pelopornya adalah wakil presiden kita yang terhormat, bapak jusuf kalla. Terima kasih untuk menularkan kesadaran hidup hemat pada masyarakat, pak Kalla. Sayang… kali ini saya terpaksa tidak setuju.

Jusuf Kala bilang agar seluruh rakyat berhemat, berkaitan dengan krisis energi yang tengah melanda neegri ini. Saya bilang, rakyat nggak perlu berhemat. Saya lihat rakyat di jalan thamrin sudirman jam delapan pagi tadi. Saya lihat rakyat Indonesia di plaza semanggi. rasanya mereka tidak perlu berhemat, they can afford to spend their money... Saya lihat mobil-mobil mewah dan pekerja berpakaian rapi berseliweran. rakyat di kantor-kantor mewah nyala sampai malam, karena penghuninya kerja... biar aja pak. mereka kan bayar listrik. lagian kerja mereka menarik devisa yang lebih besar daripada penggunaan listrik'kan.

biar saja mereka pakai sumber daya banyak, pak asal mereka mampu bayar kompensasinya 'kan? mereka bayar mahal kok demi kemewahan yang mereka gunakan.

kalau mau hemat, pupuskan yang pemborosan saja pak..
hantam saja lembaga-lembaga dan kantor-kantor yang nggak bayar pajak, kantor yang listriknya gratis ditanggung negara dan rakyat, hajar saja mereka-mereka yang memakai sumber daya tapi nggak mau bayar. pakai mobil dinas nggak mau beli bensin, rumah-rumah pribadi nyala 24 jam atas biaya negara, pesta kawinan yang menghabiskan listrik setara satu kampung, sekeluarga pakai mobil mewah punya kantor dibeli dengan uang rakyat, atau potong saja gaji ke 13 pekerja yang tidak mau bekerja di hari libur, atau orang yang mau pergi ke kantor saja harus dikawal 4 sampai 5 mobil lain + forerider motor trus bikin macet jalan sehingga ratusan mobil lain mengalami pemborosan,... ah bensin aja nggak bayar dia....

kalau orang-orang itu sikat aja, pak jusuf kalla!! saya dukung deh. kalau rakyat biar aja boros, toh mereka kerja keras banting tulang untuk hidup boros, jadi ya biar saja..

itu kalau rakyat yang dimaksud sama dengan yang saya lihat di jalur semanggi itu..
kalau yang bapak maksud rakyat itu orang yang berdesakkan di kereta untuk cari nafkah, jangan disuruh hemat pak. tanpa disuruh pun mereka sudah mati matian berhemat.
kalau rakyat yang bapak maksud itu yang ada di kolong-kolong jembatan, mereka tidak bisa lagi berhemat. sabuk mereka sudah diketatkan setara lengan bapak.
kalau rakyat yang dimaksud adalah yang anak-anaknya busung lapar itu, bapak kebangetan... untuk makan aja mereka susah, mau hemat apalagi..

kalau mau berhemat benar-benar, mungkin korupsinya saja yang dikurangi.
betulkan jalur distribusi BBM dan pangkas itu tikus-tikus besar kecil yang cari makan dari penderitaan orang. pejabat-pejabat negara mbok ya dihimbau juga...
kurangi korupsi; cukup sampai jam 9 malam saja... dan mulai lagi jam 9 pagi, jangan terus-terusan... 12 jam itu aja sisa korupsinya pasti bisa buat menambal kebocoran negara.

jangan malah mematikan lampu jalanan, wooo bakal naik angka kejahatan.
bilang sama pak sutiyoso tuh.. mending kurangi dana acara abang none jakarta, daripada motong listrik penghuni jakarta...

No comments:

Post a Comment