28 April 2005

KAWAN TERLARANG

perih rasanya hati ini,
berusaha mempertahankan harga diri yang tak lagi wangi.
cibiran yang kuperoleh mematahkan sayap-sayapku.
lidah-lidah merah lunak dan basah,
melukaiku lebih dalam dari pedang.

kawan, maukah kau sentuh tanganku?
genggam dan tuntun aku melalui titian hidup ini?

sakit rasanya jiwa ini.
juru selamat yang aku tunggu datang dengan tangan hampa.
ia bahkan tak membawakan seteguk air,
untuk menghilangkan dahagaku pada kasih.

kawan, kenapa kau tak bawakan pisauku?
biar aku potong temali duka yang menjeratku ini...

cemerlang matamu yang mengasihaniku,
indah seperti kristal garam, yang memberi rasa pada hidupku.
sakitnya tak terkira,
saat tatapan itu menyentuh kesombonganku.

kawan, maukah kau memelukku sekejap?
sampai keheningan yang dalam menenggelamkanku lagi....

No comments:

Post a Comment