DETERJEN HATI
aku senang melihat iklan di televisi. mungkin ketularan anakku yang sepertinya tak bosan-bosan menonton iklan yang itu-itu juga. favoritku tentu saja iklan shampo dan alat kecantikan, penyebabnya tidak usah dikatakan lagi. tapi akhir-akhir ini aku tertarik pada iklan deterjen. ternyata bubuk pembersih itu punya banyak jenis dan merk. masing-masing mengunggulkan kelebihannya sendiri. ada yang berlabel membersihkan paling bersih. ada yang mengaku bisa menjaga warna seindah aslinya, membersihkan segala noda, menjaga tetap harum sepanjang hari, dan ada juga yang tidak malu-malu bilang harganya murah tapi punya kualitas setara pembersih mahal.
menarik...
orang-orang di sekitarku juga mulai kuperhatikan. apa sih pilihan mereka? ternyata ada yang memilih deterjen untuk mengharumkan bajunya, supaya kalau tak mandi pun dia tetap harum. ada yang memilih karena merknya, yang penting keren dan mahal. ada juga yang memakai sebuah deterjen karena harganya murah, yang penting di cuci kan? masalah benar-benar bersih atau tidak masalah belakangan. ada juga yang fanatik merk tertentu karena ada hadiah dalam setiap bungkusnya.
menarik...
untuk mencuci baju saja begitu banyak caranya. lantas aku jadi berpikir, bagaimana kalau untuk mencuci hati? adakah deterjen untuk mencuci hati? kalau ada aku akan pilih yang membersihkan paling bersih, lalu kulengkapi dengan deterjen yang mencegah kotoran nempel..supaya hatiku tetap bersih. tapi itu kan, niatku.. kalaupun ada deterjen instant untuk hati pasti harganya mahal. dengan perilaku dan nafsuku saat ini, jangan-jangan aku hanya bisa membeli deterjen murah yang sa'dulit cukup untuk cuci seember hati...
sudahlah.
aku mungkin akan mencari sungai saja... air mengalir bisa juga untuk membersihkan, asal aku bisa menjaga tidak terlalu kotor. lagipula deterjen bisa malah mencemari lingkungan. apalagi yang belum siap dengan cara mengelola limbahnya...
setiap ilmu seperti pisau. bukan ukuran, ketajaman, atau kekuatannya yang terpenting, tapiuntuk apa pisau itu digunakan lah yang menentukan. jadi jangan jadikan pisaumu sebagai berhala, gunakan pisau itu untuk membantumu dan membantu orang lain.
No comments:
Post a Comment