SERAGAM
kekerasan rupanya sedang jadi trend. banyak sekali orang mentahbiskan kekerasan sebagai jalan utama menyelesaikan masalah. beberapa hari ini banyak kasus pemukulan dan pemaksaan kehendak, yang lucunya dilakukan oleh orang-orang berseragam, yang seharusnya malah mengamankan keadaan.
seragam seolah menjadi identitas, memberi hak-hak istimewa. pelajar SMU bergerombol putih abu-abu dan membentuk identitas. hati-hati dengan mereka, salah colek pun bisa jadi tawuran. tentara berseragam loreng boleh bertindak serampangan, meLanggar hukum lalulintas pun sah-sah saja, kalau ada yang protes..SIKAAT!.
bukannya merasa membuat malu pada almamaternya, penggunaan seragam justru seolah membuat mereka merasa superior. merasa terkait dengan kelompok tertentu yang punya hak mengerasi orang lain. mulai dari satpam yang memukuli wartawan, petugas penjara yang mencabut pistolnya dan menodong para kuli tinta, kelompok orang berseragam putih dan bersorban (yang mengaku islam) tapi menghalalkan merusak hak milik orang lain dan menyebarkan kecemasan. belum lagi tentara di negara tetangga yang seenaknya menumpuk demonstran seperti ikan asing...
apa sih yang menyebabkan mereka begitu? apakah seragamnya? atau kebudayaan kita?
aku takut jangan-jangan teman-teman wartawan juga banyak yang sudah menjadi preman. todong sana sini, maksa kanan kiri, dan marah kalo pertanyaannya tak dijawab. padahal bukankah menjawab itu adalah hak, bukan kewajiban?
apakah seragamnya yang buruk atau kita yang belum siap diseragamkan? aku sendiri selalu berpendapat perbedaan adalah berkah...
No comments:
Post a Comment