NASIONALISME
"hayooh.."
"terus...smess..sikat lagi.."
"hiyah..heyaa"
teriakan-teriakan yang muncul di ruang televisi menarikku. dari balik kaca aku lihat belasan kawan-kawan jurnalisku menonton siaran langsung thomas cup. babak play off indonesia lawan malaysia. emosional, begitu kesanku pertama memperhatikan mereka.
"ayo.. indonesiaaaaa!"
"sikat malaysia.."
partai bulu tangkis indonesia malaysia memang selalu emosional. teman-temanku itu seolah tak rela menyaksikan negara serumpun mengalahkan indonesia tercinta. lucu juga. mereka biasanya adalah jurnalis yang terkenal kritis dan sinis pada keadaan bangsa. negara ini seolah tak pernah beres di mata mereka; peraturannya, pemimpinnya, manajemennya, bisnisnya. berbagai masalah juga mereka angkat; korupsi, kolusi, pertentangan agama. kritik pedas dan sarkasme sudah jadi langganan dalam pandangan mereka. kalau berdiskusi dengan mereka tampaknya negara kita bobrok dan tinggal menunggu hancur.
tapi toh ternyata mereka masih cinta indonesia. masih cinta pada bangsa yang compang-camping ini. mereka tetap menjagokan pejuang-pejuang bangsanya yang underdog; daripada lawannya yang lebih pengalaman. menurutku itu nasionalisme.
"masa nasionalisme diukur dari teriakan-teriakan itu." itu komentar jurnalis kawakan yang mendampingiku menonton. ah..menurutku nasionalisme bisa diukur seperrti coca cola; dimana saja, kapan saja.
"yoo..."
"begitu dong.."
"mantaap..itu baru indonesia.."
set pertama selesai, ganda indonesia memimpin. kelompok penonton saling berkomentar. beberapa diantaranya menepuk tangan mereka atau punggung sejawatnya. majah mereka berbinar-binar. seolah terbaca, di benak mereka ada satu keyakinan ; indonesia menang.
indah sekali. dari mulut yang biasanya meluncurkan sindiran sarkastik dan kritik pedas berlompatan kata-kata optimis dan dukungan pada para duta bangsa itu. padahal perjuangan masih jauh. itu baru set pertama... tapi toh aku sudah terlanjur terpesona. buatku ini cukup nasionalis.
maka begitu set kedua dimulai aku putuskan untuk menceburkan diri menjadi suporter seperti mereka. merasakan gelontoran adrenalin saat menatap wakil kami pontang-panting menahan gempuran lawan. merasakan gairah yang merembes keseluruh riak pembuluh darah setiap wakil kami menyerang balik. menahan deburan di dada; harapan, kecemasan, ketegangan. aku ikut menghablur bersama mereka dengan teriakan dan desahannya. aku ikut serta bertindak, berpikir, dan merasakan hal yang serupa.
"ayoooo...maju terusss indonesiaaaa..!!!"
No comments:
Post a Comment