12 April 2004

RUMIT



seorang temanku mengatakan puisiku terlalu rumit

bahasanya terlalu tinggi, sulit dicerna. aku anggap saja itu pujian

karena setiap komentar adalah pengakuan atas keberadaan



puisiku biasanya berasal dari dasar hati yang terdalam

yang selalu mencoba merendah, sebisanya.

inginnya aku bisa membagi perasaan pada semua dengan kata-kata

yang sederhana dan menyentuh;

mungkin seperti faiz atau om sapardi,



sayangnya aku tak bisa

memaksa diri paripurnakan bahasa dan sastra

hanya ini yang ku mampu..



kalau puisiku terlalu rumit, kawanku

kuharap hatiku tidak terlalu ruwet untukmu

agar mudah diselami dan dimengerti



benar-benar aku ingin mampu mengkomposisikan nada kata seperti mereka;

yang bisa menyatakan perasaan dalam rangkaian yang jelas, sederhana dan menyentuh.

mereka berkuasa atas sastra dan tidak lagi dikuasai kata-kata.

No comments:

Post a Comment