MIRIS
melihat berita, aku menyaksikan dua anak yang tergolek lemah di ranjang. yang satu di ranjang rumah sakit. di tubuh mereka tertanam peluru. peluru dari konflik di ambon. yang seorang terluka kedua pahanya, sedang yang lain nyaris mematahkan tulang punggungnya. aku menyaksikan tayangan itu dengan miris. tangisan mereka menyayat hatiku. air mata yang menggenang di sudut-sudut mata itu, menenggelamkanku dalam duka. kedua anak itu harusnya masih berlari-lari ceria bersama teman-temannya. mereka mungkin jadi orang besar. mereka mungkin akan bertemu dengan anakku. mungkin jadi temannya. pantas sekali. tapi kini mereka mengerang kesakitan ditembus timah panas. kenapa sih konflik ini terjadi?
konflik Maluku yang katanya berlatar agama, menurutku sama sekali bukan agama. RMS bukan agama, kan? Indonesia bukan agama, kan? ini masalh perebutan wilayah, masalah kekuasaan dan politik. kalau kebetulan saat ini RMS banyak di dukung oleh kelompok merah, itu cuma kebetulan. bentrokan bisa dimunculkan kelompok apa saja. dukungan bisa darimana saja. tapi perebutan kekuasaan dan politik harusnya diselesaikan lewat cara politis, bukan dengan senjata.
sulitnya; aku tak peduli pada perebutan kekuasaan yang mereka lakukan, tapi melukai seorang anak yang seharusnya dilindungi, buatku adalah kejahatan yang brutal.
persetan dengan semua pencari kekuasaan itu. saatnya nanti kalian akan bertemu Sang Penguasa. yang benar-benar berkuasa, bahkan atas hidup dan matinya mereka. saat itu mereka akan ditanya tentang peluru-peluru yang menembus tubuh bocah tanpa dosa. saat itu, mungkin, mereka akan peduli pada orang lain.
GOD, please bless those kids. give them strength to face the bumpy road ahead. give them hope. and GOD, please bless me with the same strength and hope, to keep my faith.
No comments:
Post a Comment