GERAKAN SERIBU SHALAWAT
dalam shalat jumat tadi, sang khatib mengingatkanku tentang sebuah buku karya michael h. hart. dalam buku itu idolaku muhammad rasulullah s.a.w, ditempatkan sebagai peringkat pertama dari seratus tokoh paling berpengaruh di dunia. aku dan jutaan umat islam tentu saja setuju. tapi yang luar biasa, si michael itu bahkan bukan orang islam.
sang khatib mengingatkan bagaimana mulianya junjunganku itu. ia menceritakannya dengan indah dan lincah. berkali-kali ia membumbui kutbahnya dengan sedikit lelucon. kutbah memang mengalir dan lancar, tapi tetap terlalu panjang. maklum saja yang dibicarakan adalah kebaikan Sang Tercinta. mau sampai mulut berbusa-busa juga tak akan selesai. aku lalu merenung. betapa aku kehilangan sosok idolaku itu. aku kehilangannya karena kemalasanku mengikuti teladannya. bicara santun, mendengar santun, bertindak santun. mencontohkan, bukan memerintah. ahh.. bahkan untuk mendirikan shalat aku belum teratur.
sang khatib kemudian menggambarkan indahnya shalawat. pentingnya shalawat. ia menceritakan bagaimana membaca seribu shalawat tiap hari jumat, dijanjikan syafaat oleh muhammad, yang kepadanyalah kita sampaikan shalawat dan salam. ahh.. aku merenung lagi. diam-diam kubuat janji untuk melaksanakannya. sebuah janji yang berat kupenuhi.
gerakan seribu sholawat, begitu sang khatib menamakan ajakannya untuk membaca seribu shalawat dalam hari jumat. ia juga mengajak umat islam saling mengingatkan. kubayangkan betapa indah, jika kekasih hatiku menyapaku subuh hari dan mengingatkan; sudahkah kau bershalawat seribu kali hari ini?.
hati ini turut bergetar saat ku mendengar janji-janji keutamaan sholawat. kubayangkan kepribadian sang muhammad, sholawat dan salam atasnya dan keluarganya. keagungannya yang mampu menekuk keganasan hamzah, melunakkan kesombongan umar, dan mengalahkan keras kepala raja persia. kelemahlembutannya pada sahabat dan musuhnya. kasih sayangnya pada kawan-kawan dan penentangnya. teladannya yang pengejawantahan al furqon. cintanya yang merata, nyaris seimbang.
ahh.. kalau harus kubaca seribu shalawat dalam satu jumat untuk bertemu dengan manusia agung itu, rasanya tak terlalu berat. yang sulit menjaga bayangannya tetap hadir di pelupuk mata. jumat ini rasanya ia begitu nyata, terasa di hati dan jiwa. tapi selepas mesjid, mungkin yang muncul bukan lagi wajah muhammad sang penunjuk jalan ( kemuliaan atasnya dan keluarganya). jangan-jangan sosok mulianya digantikan britney spears, eminem, josh groban, coklat, iwan fals, inul, diva dangdut, megawati, film asing, buku bacaan, atau berhala lainnya.
ah.. rindu ini.
seribu shalawat terucap dalam dada hari ini. mudah-mudahan jumat berikut lalai ku tak datang.