01 July 2010

Perjalanan Baru

Nak, sudah waktunya kita kembali melakukan perjalanan.

Kali ini Bapak dan Ibu akan mengajak kalian menjenguk eyang kalian yang sudah lebih dulu meninggal. Eyang Putri itu ibunda dari bapakmu ini. Eyang meninggal ketika bapakmu masih seusia Icha. Masih kecil sekali...
Bapakmu tak banyak mengingatnya, hanya sedikit memori buram tentang seorang wanita kurus tinggi berkacamata, dengan senyuman yang selalu terkembang. Satu-satunya yang melekat jelas di kenangan bapakmu ini hanya kasih sayangnya.
Kasih sayang orang tua pada buah hatinya, yang akan terus tertinggal mengalir di pembuluh darah ini. Memang tak seperti cinta versi Harry Potter yang mampu menyingkirkan ancaman padanya melalui sihir. Tapi cinta kasih ini tak kalah kuatnya.

Kasih eyang selalu menghangatkan setiap kali bapakmu ini kedinginan,
Selalu melegakan setiap kali kehidupan menghimpit hati,
Selalu menentramkan bahkan di saat saat kesepian dalam perjalanan..
Bapak berharap kalian akan merasakan juga kasih sayang seperti itu dalam darah kalian.

Nak, perjalanan kali ini kita akan mampir di makam eyangmu. Letaknya di daerah Gandeng, kota Banyumas di Jawa Tengah. Bukan makam disucikan apalagi keramat, tapi toh elalu mampu membuat bapakmu menangis sedih setiap mampir disana.
Bapak selalu teringat betapa tidak cukup lama waktu mengarungi perjalanan hidup bersama beliau. Betapa belum sempat bapakmu mencium kakinya untuk meminta ampun dan mengintip surga di telapaknya. Tapi bapakmu terus mencoba untuk tidak menyesal, nak. Toh, perjalanan kami bersama memang sudah berakhir.
Perjalanan bapak dengan eyang kalian memang sudah mencapai ujung perjalanannya di dunia fana ini, nak, tapi perjalanan kalian dengan bapak baru saja dimulai.

Bapak akan menemani kalian sebisa bapak, nak...
Asal tahu saja, bapakmu ini bukan asal mengajak kalian berjalan. Bukan karena bapakmu ini sangat senang melakukan perjalanan. bukan pula karena bapakmu ingin kalian menjadi sepertinya. Bukan itu keinginan bapak.
bapakmu selalu yakin bahwa hasil sebuah perjalanan seringkali bukan sekedar mencapai tujuannya.

Bapak ingin kalian tahu bahwa orang yang kulitnya hitam terbakar matahari, belum tentu hitam hatinya.
Bapak ingin kalian mengerti, bahwa tak semua jas dan dasi bisa menutupi borok di hati.
dan semoga nanti kalian mengerti, hati yang tulus tak sama dengan sejuta senyuman.
Bapak ingin kalian sadar, bahwa para petani yang tak berpunya mungkin malah memiliki hati selebar dunia.
Dan itu yang dihitung nak.... Hati, bukan harta...

Saat ini kita baru melakukan perjalanan yang dekat-dekat saja dari kehidupan kita. Pelan-pelan memang, sambil berdoa kita melakukan perjalanan dengan benar. Selangkah pertama yang sedekat mungkin dengan hati, sebelum melompat sehasta menembus batas dunia yang belum kita kenal.
Pelan-pelan saja, nak... Apalagi bapakmu memang baru mampu mengajakmu dekat-dekat saja.
Yah, doakan saja semoga bapakmu semakin banyak rejekinya.
Siapa tahu nanti-nanti, kita semua bisa berjalan melalui tempat-tempat eksotis yang tak terbayar dengan sekedar keringat.
Menjejaki salju di Himalaya, berenang bersama lumba-lumba di lautan Atlantik, tinggal di rumah pohon di ujung Baobab raksasa di Afrika, memandangi matahari terbenam dari pantai pasir putih sebuah Gili pulau para dewa, menjelajah gua-gua raksasa yang terbuat dari kristal di bawah pegunungan Naica di Mexico, bersantap malam di ujung tertinggi menara pencakar langit Dubai dan mungkin bisa mencicipi perjalanan keluar angkasa. Semuanya bersama-sama nak, ada bapak, ibu dan kalian.

Ah, ya... bapakmu lupa bilang bahwa ia memang pemimpi, nak.
Tapi mimpi bukan berarti tidak mungkin dikabulkan, makanya berdoa saja, ya Nak.... Berdoa sesering mungkin.....

Bapak berjanji akan berusaha melakukan perjalanan bersama kalian, dengan mama tentunya. Semampu bapakmu, kita akan bertualang dengan melakukan sekedar perjalanan. tak perlu ke gunung-gunung tinggi atau tempat terpencil, sebab yang terpenting memang bukan tujuannya....benar nak, yang terpenting adalah perjalanannya.

Bogor, 1 Juli 2010

Dalam perjalananmu nanti, nak, jangan kalian hanya berusaha menjadi orang yang mampu menolong tapi jadilah orang yang mau menolong...
Kalian akan melihat suatu saat nanti, bahwa menolong orang lain adalah kesempatan langka yang layak dibayar dengan perjalanan sejangka kehidupan.

Dan belajarlah sepanjang perjalanan....
Belajarlah terus, dari siapapun sampai kapanpun....

No comments:

Post a Comment