ORIENTASI SEKSUAL
saya sedang ada masalah dengan istilah orientasi seksual. akhir-akhir ini sepertinya masalah yang berkaitan dengan disorientasi seks sedang mengelilingi saya. kelompok yng semula rasanya jauh dari kehidupan 'nyata' saya, seperti gay, lesbian,waria, psikopat seks, tiba-tiba saja muncul dan memenuhi hari-hari saya.
dulu saya punya teman yang mengalami disorientasi seksual dan memilih menjadi gay. saya tidak menyalahkan dia atau lingkungannya. walau mencoba untuk menasehati (dan dengan keluguan seorang idealis; mencoba memperbaiki) saya sangat percaya bahwa segala hal di dunia ini diberikan pilihan oleh tuhan. tidak ada satu kejadian pun dimana tidak ada jalan keluar pilihan lain. dan kalau pilihan temanku itu adalah dunia gay... so be it.
bahkan ketika itu saya merasa itu hanya satu dari seratus. kini yang saya rasakan berbeda. penyimpanan seks itu ada dimana-mana. tengok saja kios-kios pinggir jalan, pasti sudah ada bcaan yang sangat segmented; untuk pria saja, majalah untuk orang mencari wanita nakal, untuk mencari pria nakal, atau saling berhubungan antara orang-orang yang nakal. Gay dan lesbian yang dulu malu-malu, kini muncul dengan langkah tegap dan dada membusung.
entah apa namanya. evolusi, revolusi, siklus, kemerosotan, penyimpangan atau apapun panggilannya, keberadaan kelompok seperti gaya nusantara, gaya dewata, atau wanita bebas adalah aktualisasi diri kelompok yang dulunya harus hidup di bawah bayang-bayang ancaman kekerasan. mereka tengah menghimpun kekuatan dan berusaha bangkit.
sebagai muslim saya sama sekali tak setuju tapi saya tak akan memaksakan kehendak.
tapi terakhir, saya malah mengalami masalah dengan keberadaan kelompok ini. sebenarnya bukan kelompok ini, tapi satu orang yang mengalami disorientasi seks itu. (dis-orientasi: kata-kata itu terasa sombong, seolah saya ingin mengatakan orientasi seksual saya adalah yang paling benar, tapi itu terpaksa saya gunakan..)orang itu mengejar seseorang dengan kelamin sejenis di kantor. ia menelpon, SMS, dan terus merayu tanpa lebih dulu memperkenalkan diri. orang yang dikejar merasa terteror dan mulai menuduh... suasana jadi tak nyaman. dan ternyata ada orang lain yang merasa di teror juga..
saya mungkin toleran pada perbedaan orientasi seks, tapi kalau sampai mengganggu bahkan menteror orang, lain lagi masalahnya. ahhh... kesalnya saya jadi diberi mandat membereskan masalah ini. memangnya saya tukang sulap? harus membuktikan sesuatu yang tidak jelas. kalau cuma main pecat sih gampang, tapi siapa yang menentukan benar salah? ini masalah masa depan orang, bukan gampang...
kalau dia memang berbeda orientasi seks nya bukan berarti dia bersalah'kan? yang aku mau tahu adalah sang peneror, bukan siapa YANG GAY SIAPA YANG LESBIAN... jadi kalau nggak ada bukti apakah aku harus mencari kambing hitam supaya masalah dianggap selesai? walaupun semua menunjuk ke satu orang, tapi buktinya bagaimana?
saat ini aku tak begitu yakin, kalau suara rakyat adalah suara tuhan. masyarakat yang dikuasai prasangka lebih buruk dan lebih berbahaya daripada serigala liar.
jadi bagaimana menyelesaikan masalah yang tak terbuktikan? mmm... kalau saya bisa menyelesaikan ini dengan adil, mungkin saya sejenak akan melenakan diri dalam kepuasan.. sejenak saja..
No comments:
Post a Comment