23 August 2004

17 AGUSTUS DI MEDAN

hari kemerdekaan kali ini aku ada di Medan. ternyata beda sekali merayakan 17 agustus di Medan dan di Jakarta. Biasanya aku hanya melihat sebatang tiang dengan bendera di ujungnya, melambai di halaman rumah-rumah berpagar tinggi. jangankan perayaan, jalan-jalan pun malah sepi. hari kemerdekaan tampaknya sudah jadi sekedar hari libur lain bagi warga jakarta yangsuper sibuk. Di Medan lain lagi, rasanya seperti kembali ke masa anak-anak. ratusan orang keluar rumah, berpawai di jalan-jalan utama. Mereka berkumpul di lapangan benteng dan lapangan Pemda, pagi-pagi, sekedar untuk menyaksikan upacara 17 an yang dipimpin walikota.

dilapangan ratusan orang berkumpul, bahkan bertahan sampai sajian gerak dan lagu operet peringatan hari merdeka selesai dilaksanakan. ratusan tukang jajanan juga berkeliling atau membuka stand. persis suasana pasar malam dengan dominasi warna merah dan putih. masa baru bubar setelah acara selesai.
itupun mereka tak langsung pulang, di masing-masing RT dilaksanakan berbagai perlombaan yang kocak. bahkan ada 12 tiang pinang untuk panjatan, yang disediakan pemda. lomba panjat pinang antar kecamatan? luar biasa menontonnya.

sebagai orang jakarta sejati, di hari gembira itupun aku mencoba tetap bekerja. tapi bukan hal yang mudah. beberapa narasumber malah sedang menjadi panitia atau ikut berlomba. akhirnya kunikmati saja suasana hari itu.

keliling kota medan sama saja yang kudapat. sebagian besar mall dan toko-toko tutup (atas anjuran pemerintah tentunya), tapi suasana tak lantas sepi. ada anak-anak berjalan di lapangan, ada mobil-mobil hias berpawai di jalanan, ada balap rakit tradisional di sungai, ada orang-orang dewasa kembali menjadi anak-anak, ada profesional yang melupakan profesi sejenak dan membiarkan dirinya bersenang-senang.


ada semangat nasionalisme yang membara di hatiku. walau hanya bara, tapi pijarnya cukup menghangatkan hatiku, dan mencairkan airmata haru.
aku jadi ingat saat anak-anak. saat bagiku indonesia adalah salah satu cinta utamaku, dan uang hanya alat untuk mewujudkan cinta itu.

No comments:

Post a Comment