01 July 2004

VIRTUA

aku bertanya pada temanku, apakah dia memiliki blogger. jawabannya cuku mengejutkan.
"jangankan blogger, friendster saja yang bisa selingkuh gue nggak berminat."
ah.. memangnya tujuan memasuki dunia maya melulu cuma untuk selingkuh, seks, dan pornografi? pertanyaan itu semakin kuat ketika aku browsing lebih lanjut, dan menemukan kata yang paling banyak dicari di internet adalah seks.

waw.. what about that? a real person seeking seks in a virtual world? mungkin leonardo da vinci juga tak pernah membayangkan bahwa manusia yang fana bisa menciptakan dunia sendiri. dunia maya. ngubek-ngubek kamar lebih jauh ketemu buku jakarta undercover. seks lagi topiknya. jalan keluar sedikit beli koran, tak sengaja mata memandangi tubuh indah wanita yang terekspose di koran dan majalah. pornografi? eksploitasi seks lagi? buka-buka koran ada tawaran telepon partyline 0809 10xxxx, tajuknya " aku mau yang punya abang aja deh..." gambarnya seorang wanita nyaris telanjang. waduh begitu bebas dipasang. ini kan telepon seks? satu lagi model virtua seks.

aku jadi terus bertanya-tanya. benarkah internet merusak anggapan bahwa seks itu hal yang pribadi dan sakral? kalau lebih banyak mudharatnya apakah internet suatu saat bisa di haramkan? seperti pisau bermata dua; sebagian orang beranggapan internet hanya alat yang bisa digunakan untuk kebaikan dan keburukan. sebagian lainnya percaya internet adalah dataran luas tak berbatas yang memang membuka cakrawala baru sehingga aturan yang berlaku di dunia nyata seharusnya tidak diterapkan di dunia virtua itu.

wah.. saya setuju internet itu seperti pisau bermata dua; tapi seperti juga pisau kegunaannya bisa diprediksi saat pembuatannya. sebuah pedang, walau bisa digunakan memotong bawang, fungsi utamanya tetaplah senjata. tapi itu versi saya; pengguna baru internet.

sekarang juga sedang buka internet, walaupun pengin tahu tapi takut buka-buka situs yang menjual pornografi dan seks. bukan cuma takut dosa, tapi juga takut malu. jadi bagaimana harus merespon teman yang menganggap internet cuma alat memenuhi syahwatnya? tak tahu aku.

No comments:

Post a Comment