14 May 2004

NASIONALISME 2

temanku menulis seperti ini:

Nasionalis mana jika dibandingkan anak-anak SD yang tidak bersepatu dan harus mengikuti upacara bendera ? he..he, masih males kan klo disuruh upacara bendera t'lepas dari apa itu makna upacara bendera.
Masa trainingku diisi dengan masuk barak tentara, selama 3 minggu mengikuti apa kata mereka tentang nasionalisme, tapi nihil mas, nasionalisme malah semakin nggak jelas bagiku.
Orang amrik sono tidak menyukai kata nasionalisme, mereka lebih memilih kata "patriotisme", orang timur tengah mengutuk nasionalisme ala Mustapha Kemal Pasha,
nasionalisme juga memisahkan kita dengan malaysia, brunei, philipina dan bangsa melayu lainnya atau dengan manusia di seluruh dunia, ada batas dan sekat. Masih relevankah nasionalisme?


terus terang aku bingung menjawab pertanyaannya. buatku nasionalisme bukan simbol-simbol seperti bendera, burung garuda, perisai segilima, warna merah putih biru, atau sebuah seragam loreng. aku orang sederhana; buatku nasionalisme hanya perasaan yang ada di hati. mungkin sejenis cinta, hanya saja cinta pada tanah air.
perasaanku mungkin tak bisa dibandingkan dengan patriotisme; yang berani bertaruh nyawa untuk sebuah "berhala" pemerintahan, yang rela memukuli saudaranya yang dianggap bisa membahayakan "berhala" itu, yang dengan mudah merusak, menjarah, menyiksa, menganiaya bangsa lain yang dianggap mengganggu keagungan "ikon" yang mereka namakan bangsa dan ditandai sepotong wilayah.
nasionalisme versiku sederhana. dimana bumi dipijak; disitu langit di junjung. aku mencintai wilayahku, dan segala isinya. manusianya, tumbuhannya, tentaranya, politisinya, mahasiswanya, ikan-ikan di laut, binatang di hutan, air sungai, kamu, dia, mereka, dan semua yang terus berinteraksi.

kalau ada versi lain nasionalisme aku tak tahu. apakah versi kemal pasha yang otoriter adalah yang benar; ataukah versi megawati yang tak pedulian itulah yang lurus; atau malah patriotisme amerika yang mengesahkan penyiksaan pada bangsa lain adalah yang hebat. mungkin aku tidak benar. tapi itu yang aku rasakan. nasionalisme harusnya berwujud cinta bukan lainnya.

kalau toh itu membuat perbedaan; malah seharusnya disyukuri. karena bukankah perbedaan adalah anugerah? kalau nasionalisme dianggap bisa memecah belah wilayah; menurutku yang memecah belah itu kita, yang mengandalkan isme-isme kita masing-masing untuk melepaskan nafsu kita akan kekuasaan. nasionalismeku sederhana, dan mungkin naif.
isme ku landasannya cinta, dan wilayah nation nya adalah seluruh alam ini. sebab kalau penguasa kita satu; bukankah kita saling bersaudara?

ah .. seperti perbedaan gelas separuh kosong dan separuh penuh.
ah... maaf kalau aku bergaya menjelaskan.
aku sendiri tak mengerti; hanya merasakan dan menikmati.

No comments:

Post a Comment