13 September 2002

WAJAH MU



Merah hitamnya godaan dunia memutarbalikan aku

Tanpa terasa hatiku terseret ke dua alam semesta

Yang satu akan menghancurkan ku

Dan yang lain akan menelantarkanku



Aku ada di muara kebimbangan

Yang dilimpahi ratusan sungai ketidakberdayaan.

Ketika kucoba untuk merenangi keputusasaanku

Aku tenggelam

Dan hanya punya sedikit waktu untuk ucapkan perpisahan



Seiring terbenamnya tubuhku,

Dalam kegelapan yang hanya berujung hitam

Aku memeluki sebuah harapan untuk kembali menyentuh terangnya hari

Dimana aku masih dapat mendaki dan tersenyum, secara bersamaan



Tapi tak mampu lagi aku menggerakan kakiku

Hanya harapanku yang mengembara

Menembus batas angan dan imajinasi

Naik terus, menembus air pekat yang mengikatku

Terus menyeret hati dan sukmaku untuk terus mencari cahaya sejati



Sampai tubuhku menyentuh dasar Lumpur

Yang kental dan menyerap kesadaranku.

Saat jiwaku menyerah, asaku terus berjuang

Membiarkan kehilangan nafas hanya menjadi ujian yang ringan



Kini

Aku tidak lagi berusaha mencari

Seluruh cahaya yang kuinginkan datang padaku

Mengendap di bawah sadarku

Bintik-bintik sinar itu memenuhi kepalaku

Seluruh cahaya yang kuinginkan datang padaku

Menerangi hari-hariku dengan bayangannya

Yang semakin mirip wajah Mu



i try to become wiser writer

No comments:

Post a Comment